Menyiapkan Guru Profesional Menghadapi
Revolusi Industri 4.0
ARIS
SUDARMONO, M.Pd.; Guru SMAN 1 Plaosan Kabupaten Magetan
Memasuki revolusi industri 4.0 dunia
pendidikan saat ini menghadapi tantangan yang tak ringan. Pada era revolusi
industri 4.0 proses produksi dalam industri yang terjadi di seluruh dunia
dengan mengombinasikan tiga unsur penting, yakni manusia, mesin/robot, dan big
data. Kombinasi tiga unsur ini, akan menggerakkan seluruh produksi menjadi
lebih efektif serta lebih cepat dan masif. Banyak bidang pekerjaan yang selama
ini diisi tenaga manusia hilang digantikan dengan teknologi, mesin, robot, atau
kecerdasan buatan. Menghadapi tantangan yang besar ini, maka lembaga pendidikan
menengah sebagai lembaga penyiapan sumber daya manusia (SDM) harus dituntut
untuk berubah.
Dalam rangka menghasilkan generasi hebat
sebagai modal sebagai antisipasi revolusi industri 4.0 inilah, maka menjadi
sangat wajar kalau kemudian dunia pendidikan menerapkan pembelajaran abad 21.
Pembelajaran abad 21 merupakan suatu pembelajaran yang bercirikan learning skill, skill, dan literasi. Learning skill yaitu kegiatan pembelajaran
yang di dalamnya ditandai dengan adanya kerja sama, komunikasi, serta berpikir
kritis dan kreatif.
Pembelajaran abad 21 juga bisa dikatakan
sebagai sarana mempersiapkan generasi abad 21. Di mana kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) yang berkembang begitu pesat memiliki pengaruh
terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk pada proses belajar-mengajar.
Dengan begitu, peserta didik memiliki kemampuan dalam menggunakan teknologi
pada proses pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai kecakapan berpikir dan
belajar peserta didik.
Selain itu, sistem pembelajaran abad 21
merupakan suatu pembelajaran di mana kurikulum yang dikembangkan menuntut
sekolah mengubah pendekatan pembelajaran. Yakni yang berpusat pada pendidik
(teacher centered learning) menjadi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
peseta didik (student centered learning). Hal ini sesuai dengan tuntutan masa
depan, peserta didik harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar.
Pada era revolusi
Industri 4.0 peran guru dalam dunia pendidikan tak tergantikan. Namun
diperlukan guru profesional yang mampu memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi yang cepat. Meskipun teknologi informasi berkembang demikian cepat
dan sumber-sumber belajar begitu mudah diperoleh, peran guru
secara utuh sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, "orang tua" di
sekolah tidak akan bisa digantikan sepenuhnya dengan kecanggihan teknologi.
Karena sentuhan seorang guru kepada para peserta didik memiliki kekhasan yang
tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang atau digantikan teknologi.
Meskipun profesi guru tidak mendapatkan pengaruh
secara signifikan dengan adanya revolusi industri 4.0, namun guru tidak boleh
terlena dengan kondisi yang ada, guru harus terus meng-upgrade diri agar
bisa menjadi guru yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang lebih
berkualitas.
Untuk menyiapkan para guru menghadapi perkembangan
zaman yang pesat, setidaknya ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
pada era revolusi industri 4.0 ini. 4 Kompetensi tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Mampu
Melakukan Penilaian Secara Komprehensif
Penilaian tidak hanya bertumpu pada aspek kognitif
atau pengetahuan saja. Namun penilaian yang dilakukan oleh guru di era sekarang
harus mampu mengakomodasi keunikan dan keunggulan para peserta didik, sehingga
para peserta didik sudah mengetahui segala potensi dirinya sejak di bangku
sekolah.
Guru masa kini harus mampu merancang instrumen
penilaian yang menggali semua aspek yang menyangkut siswa, baik pengetahuan,
keterampilan dan karakter. Semua aspek tersebut harus tergali, terasah dan
terevaluasi selama proses pembelajaran di kelas.
Selain perancangan instrumen penilaian, guru masa kini
pun harus mampu membuat laporan penilaian yang menggambarkan keunikan dan
keunggulan setiap siswa. Laporan penilaian ini akan sangat bermanfaat bagi
peserta didik dan orang tuanya sebagai bagian dari feed back untuk terus
meningkatkan hasil capaian pendidikannya.
2. Memiliki
Kompetensi Abad 21
Untuk mewujudkan siswa yang memiliki keterampilan abad
21 maka gurunya pun harus memahami dan memiliki kompetensi tersebut. Ada 3
aspek penting dalam kompetensi abad 21 ini, yaitu:
Karakter, karakter yang dimaksud dalam
kompetensi abad 21 terdiri dari karakter yang bersifat akhlak (jujur, amanah,
sopan santun dll) dan karakter kinerja (kerja keras, tanggung jawab, disiplin,
gigih dll).
Dalam jiwa dan keseharian soerang guru masa kini
sangat penting tertanam karakter akhlak, dengan karakter akhlak ini lah seorang
guru akan menjadi role model bagi semua peserta didiknya.
Pembelajaran dengan keteladan dari seorang guru akan lebih bermakna untuk para
peserta didik.
Selain karakter akhlak, guru masa kini pun harus
memiliki karakter kinerja yang akan menunjang setiap aktivitas dan kegiatan
yang dilakukannya, baik ketika pembelajaran di kelas maupun aktivitas lainnya.
Keterampilan, keterampilan yang perlu dimiliki
oleh guru masa kini untuk menghadapi peserta didik abad 21 antara lain kritis,
kreatif, kolaboratif dan komunikatif.
Keterampilan-keterampilan tersebut penting dimiliki
oleh guru masa kini, agar proses pendidikan yang berlangsung mampu
menghantarkan dan mendorong para peserta didik untuk menjadi generasi yang siap
menghadapi tantangan perubahan zaman.
Literasi, kompetensi
abad 21 mengharuskan guru melek dalam berbagai bidang. Setidaknya mampu
menguasai literasi dasar seperti literasi finansial, literasi digital, literasi
sains, literasi kewarnegaraan dan kebudayaan.
Kemampuan literasi dasar ini menjadi modal bagi para
guru masa kini untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih variatif, tidak
monoton hanya bertumpu pada satu metode pembelajaran yang bisa saja membuat
para peserta didik tidak berkembang.
3. Mampu
Menyajikan Modul Sesuai Passion Siswa
Di era perkembangan teknologi yang semakin berkembang,
modul yang digunakan dalam pembelajaran tidak selalu menggunakan modul
konvensional seperti modul berbasis paper. Guru masa kini harus mampu
menyajikan materi pelajaran dalam bentuk modul yang bisa diakses secara online
oleh para peserta didik. Sudah banyak fitur yang bisa dijadikan oleh guru
sebagai sarana untuk mengembangkan modul berbasis online.
Namun demikian ketersediaan fitur untuk modul online
ini harus dibarengi dengan kemampuan guru dalam mengemas fitur-fitur tersebut.
Kombinasi antara pembelajaran tatap muka di kelas (konvensional) dan
pembelajaran online ini dikenal dengan istilah blended learning.
4. Mampu
Melakukan Autentic Learning yang Inovatif.
Sekolah bukan tempat isolasi para peserta didik dari
dunia luar, justru sekolah adalah jendela untuk membuka dunia sehingga para
siswa mengenali dunia. Untuk menjadikan sekolah sebagai jendela dunia bagi para
peserta didik, guru harus memiliki kompetensi penyajian pembelajaran yang
inovatif.
Pembelajaran yang disajikan harus mengarah pada
pembelajaran yang joyfull and inovatif learning, yakni pembelajaran yang
memadukan hands on and mind on, problem based leraning dan project
based learning.
Dengan pengemasan pembelajaran yang joyfull and
inovatif learning akan menjadikan peserta didik lebih terlatih dan terasah
dalam semua kemampuannya, sehingga diharapkan lebih siap dalam menghadapi
perkembangan zaman.
Apabila guru memiliki 4 kompetensi tersebut
dan telah merapkan pembelajaran abad 21, diharapkan menghasilkan lulusan dari
generasi produktif yang memiliki kualitas dan skill hebat. Guna menghadapi
tantangan revolusi industri 4.0. (*)
Daftar
Pustaka:
https://edukasi.kompas.com/read/2018/11/28/17550091/di-era-revolusi-industri-40-peran-guru-tak-tergantikan-tapi?page=all.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar